Senin, 05 Desember 2011

SEJARAH SINGKAT KOTA MAJALENGKA


Warna Warni Cinta

"Sejarah Singkat" Asal-Usul Kota Majalengka

24th Mei 2010

"Sejarah Singkat" Asal-Usul Kota Majalengka

posted in Sharing |
Asal usul kota Majalengka berasal dari Nyi Rambut Kasih dan Pangeran Muhammad. Pada waktu itu kerajaan Cirobon mengutus Pangeran Muhammad untuk mencari obat yaitu “Buah Maja” sedangkan buah itu hanya ada dikerajaan “Sindangkasih” yang dipimpin oleh Nyi Rambut Kasih. Pangeran Muhammad dating ke Sindangkasih bukan hanya mencari Buah Maja tetapi sambil menyebarkan Agama Isla, padahal saat itu kerajaan Sindangkasih sudah menganut Agama Hindu.
Setelah mendengar itu selaku pemimpin kerajaan Nyi Rambut Kasih akan memberikan buah itu tetapi ada syaratnya, Pangeran Muhammad harus masuk Agama Hindu, Sedangkan Pangeran Muhammad menolak untuk masuk agama Hindu. Maka Nyi Rambut Kasih murka dengan menghilangkan kerajaannya dan seluruh rakyatnya jadilah hutan dan gunung. Tetapi keinginan Pangeran Muhammad untuk mendapatkan buah itu sangat besar karena Nyi Rambut Kasih tidak mengabulkannya, maka Pangeran Muhammad bertapa/bersemedi agara diberi namun sampai tutup usia tidak diberi. Beliau bertapa dibukit dan bukit itu di beri nam “MARGATAPA” dan kerajaan  Sindangkasih menjadi hutan dan gunung. Akhirnya daerah itu disebut “Majalangka / Majelangka” sampai sekarang menjadi kota kecil.
NB: Hari Jadi Kota Majalengaka Tepatnya 7 Juni 1490

Senin, 21 November 2011

SEA GAMES 2011


detail_img

TUESDAY, 22 NOVEMBER 2011

Total View : 443 times

Pentas perhelatan akbar di Asia Tenggara itu akhirnya berakhir juga. Berakhir dengan manis, karena Indonesia berhasil menjadi juara umum kembali setelah puasa 14 tahun. Berakhir miris karena Timnas Sepakbola kita kandas di final oleh adu penalti Malaysia. Dan berakhir tragis untuk kematian dua orang suporter Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta malam tadi Senin (21/11).
Kita bangga dapat menyaksikan seluruh atlet dapat berjaya atau setidaknya meraih peringkat disemua cabang. Raihan 171 emas, 147 perak dan 136 perunggu (hingga pagi ini) memperlihatkan hasil memuaskan yang membayar persiapan penyelenggaraan yang konon meraup dana hingga milyaran rupiah itu. Semua atlet pada seluruh cabang memperlihatkan semangat juang dan determinasi yang tinggi untuk bangsa dan negara.
Kekecewaan juga masih nampak pada sebagian besar rakyat Indonesia kala timnas kesayangan kita harus takluk oleh negara tetangga Malaysia pada laga final sepakbola dalam drama adu penalti yang berakhir 3-4 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1. Harapan besar untuk menyandingkan predikat juara umum dan emas di cabang paling populer di Dunia dan Indonesia itu pupus sudah. Walau sejumlah nilai positif didapat karena masa depan timnas muda yang punya talenta tinggi ini.
Namun dua faktor itu pun tertutup oleh ketidaksiapan panitia penyelenggara dalam memastikan keselamatan para penggemar olahraga. Membludaknya massa yang mendesak membuat beberapa orang terjatuh dan terinjak. Dua nyawa pemuda melayang untuk masuk ke stadion hanya karena ingin melihat timnas berlaga. Keinginan mereka yang tidak kesampaian itu harus dibayar mahal. Antusiasme murni mereka tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi.
Satu catatan atas fakta itu mengemuka bahwa pembinaan dan penyelenggaraan di negara ini jelas harus dirubah total. Karena kita tidak ingin lagi melihat berbagai macam ketidak siapan dan akibat besar yang akan ditimbulkan seperti kejadian ini. Tersedianya fasilitas dan anggaran dana yang besar ternyata tidak juga membuat segalanya berjalan mulus.
Kalaupun ada yang menanyakan apa jalan keluar ini dari masalah ini, jawabannya hanya satu yaitu Indonesia harus belajar mengucap syukur. Mental pengucap syukur akan selalu mendapatkan jalan yang positif, sportif dan kontibutif untuk kejayaan Indonesia pada perhelatan olahraga lain yang menunggu didepan mata!

Sumber : Jawaban.com - niel

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Anomali suhu permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada suhu rata-rata dari 1940 sampai 1980
Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

SEJARAH DESA PATUANAN

SEJARAH DESA PATUANAN

Kata PATUANAN berasal dari Tua-tua. Salah satu kata yang di ambil dari bahasa Cirebon.

Alkisah datanglah seorangPangeran yang bernama Ki Geden Kipas Cirebon. Beliau memimpin penebangan hutan dan alang-alang untuk memperluas daerahnya. Yaitu yang mulai ditebangdari sebuah tempat yang sekarang dinamakan Kampung Mindana. Dan berakhir di Desa Pasir dan Waringin  karena daerahnya terlalu luas.

Daerah-daerah tersebut dibagi menjadi 3 bagian :
  1. Bagian Barat yang dinamakan Desa Tarikolot, buktinya di desa tersebut ada sawah yang dinamakan sawah lebak nata. Yang diambil dari nama lain dari Ki Geden kipas yaitu yang bernama Buyut Pernata Kusuma
  2. Bagian Tengah yaitu Desa Sindanghaji, dengan bukti sama dengan cerita seperti Desa Tarikolot, ada sebuah sawah yang namanya diatas.
  3. Bagian Timur yang disebut Desa Patuanan, sekaligus dijadikan tempat kedudukan Ki Geden Kipas.
Buyut Pernata Kusuma atau Ki Geden Kipas mempunyai seorang putra yang diberi nama janur wenda. Dalam pertalian Embah Kuwu Sangkan yang saat ini menjadi pemimpin Cirebon, Janur wenda memanggil Embah Kuwu Sangkan adalah Rama Paman. Jadi Embah Kuwu kepada Buyut Pernata Kusuma adalah saudara yang lebih tua sehingga dari hal tersebut makadaerah yang menjadi kediaman Buyut Pernata Kusuma diberi nama Patuanan.
Selang beberapa tahun datanglah Sunan Kalijaga yang diutus oleh Embah Kuwu Sangkan. Untuk meminta bantuan ke Ki Geden Kipas yang ada Di Patuanan untuk membantu pasukan perang Cirebon yang sedang berperang melawan Prabu Siliwangi di daerah Eretan yaitu sebuah pesisir yang berada di wilayah Indramayu.
Pada saat itu pasukan Cirebon sedang dalam keadaan terdesak oleh Pasukan Siliwangi. Dikarenakan Buyut Pernata Kusuma sudah lanjut usia maka tugas tersebut diperintahkan lagi kepada anaknya yang bernama Janur Wenda Untuk berperang membantu Cirebon, dengan dibekali satu buah keris. Dan akhirnya berkat ketangkasan dan kedigjaan Janur Wenda peperangan tersebut bisa dimenangkan oleh pasukan Cirebon.
Buyut Pernata Kusuma karena sudah lanjut usianya maka meninggal dunia dan dimakamkan di Patuanan. Pemakaman yang disebut Pangonan Gede. Adapun para sahabat
Buyut Pernata Kusuma diantaranya :
  1. Buyut Capang atau Buyut Suranenggala sebagian benteng utama Buyut Pernata Kusuma. Makamnya ada duperbatasan Desa Nanggerang dan Desa Patuanan.
  2. Buyut Amal dirinya telah mrnjalani tapa brata di Gunungkawah selam tiga tahun. Adapn kesaktiannya mengisi padi yang gabug (Hara). Hobinya bercocok tanam dan hasilnya dibagi-bagikan kepada rakyat yang membutuhkan. Buyut Amal berasal dari Megu, Plered, Cirebon. Makamnya ada di Desa Patuanan.
  3. Buyut Nur Imn memiliki peliharaan seekor burung perkutut yang berbulu putih. Buyut Nur Iman berasal dari Kebagusan Cirebon, dimakamkan di Plukpen Kleben Desa Patuanan. 
  4. Buyut Niti Sari memiiki Kuda lumping yang diberi nama Mega Mendung. Kuda Lumping ersaebut bisa terbang. Buyut Niti Sari berasal dari Trusmi Cirebon. Makamnya ada di Patuanan.
  5. Buyut Samidin atau Buyut Kaprah. Adapun keahliannya adalah Pedalangan, Pewayangan di beberapa tempat. Buyut Samidin berasal dari Kebagusan Cirebon dan makamnya ada di Patuanan. 
  6. Buyut Kinayu adalah seorang perempuan. Memiliki senjata yang dinamakan Cuku Manik Kesugihan tetapi pusaka tersebut dicuri oleh Buyut Godo Bener atau Buyut Buniwangi yaitu seorang gembala atau pekerja dari pangeran Raja Sumangsang. Akhirnya Buyut Godo Bener ditangkap dan dibakar sebagai hukumannya. Tetapi Buyut Godo Bener masih tetap hidup yang akhirnya Buyut Kinayu mengumpat untuk keturunan Buniwangi nanti warna kulitnya hitam.
  7. Buyut Mindana atau keahlian sebagai Buyut perdalangan. Buyut Mindana berasal dari Kebangsaan Cirebon. 
  8. Buyut Sima atau Buyut Kodok asalnya dari Kebagusan Cirebon. 
 Semua Sahabat Embah Buyut Pernata Kusuma yang telah disebutkan tadi semuanya telah dimakamkn di Desa Patuanan. Pada waktu itu sudah mengenal pemerintahan walaupun kedaulatan atau kepercayaan masyarakat dan baru pada abad ke-16 tersebut kepemimpinan yang resmi atau yang sebut kuwu dan daerah kekuasaannya baru disebut desa.

SEJARAH SINGKAT SMAN 1 RAJAGALUH

SEJARAH SINGKAT SMAN 1 RAJAGALUH

Pada awalnya SMAN 1 Rajagaluh merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Majalengka, kegiatan belajar mengajar pada waktu itu pada tahun 1984 dilaksanakan di SMPN 1 Rajagaluh.

Sebagai pimpinan pada waktu itu adalah Bapak Abdul Hamid arif, B.A.. Bangunan sekolah pertama pada waktu itu satu lokal gedung kantor, satu lokal gedung laboratorium, dan lima lokal gedung belajar. Pendirian kantor dengan SK Bupati no: 190/A/SK/SDI/1983, tanggal 15 Februari 1983, sedangkan tanah untuk bangunan seluas 15.000 m2 dengan SK Gubernur No. 593/SK 5.11-Pem-Des/1984, tanggal 15 Maret 1984, secara resmi SMAN 1 Rajagaluh didirikan tanggal 9 November 1983 dengan SK pendirian No. D473/0/1983, untuk selanjurnya SMAN 1 Rajagaluh dipimpin oleh:

Drs. M. Djaja Kardja - Majalengka
Drs. Soetardi Hadi Armojo - Cirebon
Drs. Suhana Sukma - Majalengka
Drs. H. Kastoni (pymt)- Kandep
Drs. Amin Wijaya - Bandung
Drs. Isa Ansori Mutaqien - Bandung
Drs. Ari Otara - Cirebon
Drs. H.A. Wahab Sudinata, MM.MH. - Majalengka